HedlineKhutbah Jumat

Khutbah Jumat: Hikmah Nuzulul Qur’an: Membangun Peradaban Iqra

Oleh: Syamsul Yakin
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada lima ayat pertama surah al-Alaq, terulang dua kali perintah iqra (bacalah!). Pertama, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah” (QS. al-Alaq/96: 1-2).

Iqra itu sendiri bagi Abdullah Yusuf Ali dalam The Holy Qur’an: Text, Translation, and Commentary memiliki beberapa spektrum arti, yakni “bacalah, suarakanlah, dan publikasikan secara luas”. Yang dibaca, disuarakan, dan dipublikasikan secara luas, tulis Syaikh Nawawi dalam tafsirnya, adalah al-Qur’an. Caranya dengan menyebut nama Allah atau dimulai dengan bismillah.

Ada dua yang harus dibaca, disuarakan, dan dipublikasikan secara luas dalam dua ayat di atas. Pertama, perintah mengenal Allah sebagai Yang Maha Pencipta. Kedua, perihal mengenal diri manusia yang diciptakan dari segumpal darah. Keduanya memiliki bobot spiritual, moral, dan intelektual yang tinggi.

Secara spiritual, manusia harus memahami eksistensinya di sisi Allah, yakni makhluk yang terus-menerus harus memelihara kesuciannya karena diciptakan pada asal semula jadi dalam keadaan suci oleh Yang Maha Suci. Setiap orang harus menjadi “jiwa yang tenang” yang kelak diperintahkan kembali di sisi Allah dan memasuki surga-Nya.

Secara moral, manusia memanggul kewajiban menggiring manusia yang lain agar mengenal dirinya dan tuhannya. Tugas ini untuk pertama kali diemban oleh Nabi Muhammad seusai turun perintah Iqra di Gua Hira. Nabi turun menyuarakan akidah yang lurus, ibadah yang bagus, dan akhlak mulia di tengah-tengah masyarakat Arab yang paganistik, politeistik, dan hipokrit.

Secara intelektual, manusia dipicu dan dipacu untuk membaca, memahami, dan meneliti (istiqra) tentang ketuhanan dan kemanusiaan dengan menggunakan pendekatan ilmu filsafat, humaniora, dan eksakta. Termasuk ilmu kesehatan dan kedokteran secara spesifik. Faktanya kini dengan kapasitas intelektual manusia mampu menundukkan lautan, angkasa, dan mengeksplorasi perut bumi yang kaya akan energi.

Selanjutnya, pengulangan perintah iqra yang kedua terurai secara puitik dan estetik, “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran pena. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. al-Alaq/96: 3-5). Sejatinya tiga ayat ini berisi petunjuk praktis untuk mengejawantahkan perintah iqra yang pertama.

Bukti bahwa Allah Maha Pemurah adalah Dia mengajarkan manusia dengan perantaraan pena. Di sinilah peradaban baca-tulis itu dimulai. Di dalam Tafsir Jalalain diungkap bahwa di kolong langit ini manusia yang pertama kali menggunakan pena adalah Nabi Idris, nabi kedua sesudah Nabi Adam. Jadi sesungguhnya peradaban baca-tulis ini hampir setua usia umat manusia. Di sini juga dapat dibaca bahwa ajaran para nabi dibangun di atas fondasi baca-tulis yang membuat ayat-ayat Allah terwarisi secara abadi dari generasi ke generasi.

Secara gramatika, perintah iqra ini memuat jajaran makna kata yang saling terkait. Menurut Abdullah Yusuf Ali, kata Arab “‘allama” yang berarti mengajar satu akar kata dengan “ilmu”. Alat untuk mengajarkan ilmu adalah pena. Metode belajar-mengajar diawali dengan baca-tulis sebagai keterampilan dasar yang harus dimiliki.

Saking pentingnya baca-tulis, secara monumental Allah bersumpah, “Nun. Demi pena dan demi (tulisan) yang ditulis (manusia)” (QS. al-Qalam/68: 1). Ayat ini menyapu bersih tuduhan serampangan yang dialamatkan kepada Nabi Muhammad bahwa beliau orang gila. Allah deklarasikan, “Dengan karunia Tuhanmu, engkau bukanlah orang gila” (QS. al-Qalam/68: 2).

Kendati telah berusia sangat tua, peradaban iqra (baca-tulis) harus terus disuarakan dan dipublikasikan secara luas. Manusia harus terus-meneru membaca dirinya dan mengenal tuhannya agar menjadi makhluk spiritual, bermoral, dan berintelektual. Momentum Nuzul Qur’an tahun ini diharapkan mampu mengarahkan manusia untuk memelihara peradaban iqra dan memublikasikannya di media konvergensi secara tatap muka dan tatap maya.*

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button